Postingan

Pengalaman Main Saham Saya

Anda yang sering berkunjung ke web Saham Gain ini, saya sering memberikan pengalaman-pengalaman, pandangan dan filosofi saya tentang main saham. Dan pada beberapa pos lain, saya juga memberikan pandangan2 para pemain saham sukses, tentang bagaimana cara menjalankan bisnis saham yang benar. Tapi seperti yang sering saya tuliskan, bahwa di saham itu tidak ada rumus pasti. Main saham itu tidak seperti pelajaran matematika, di mana 1+1 hasilnya adakah 2. Dalam saham, 1 + 1 hasilnya bisa jadi 3,5,7,10 dan seterusnya. Kenapa bisa begitu?  Karena ada banyak jalan menuju roma untuk mendapatkan untung di saham. Dapat untung di saham tidak hanya dilakukan dengan satu cara saja. Kalau ada 100 trader saham, kemungkinan besar ada 100 cara berbeda untuk mendapatkan profit.  Anda dan trader lain mungkin sama2 swing trader. Tapi setiap strategi dan cara menginterpretasikan saham tiap orang pasti akan berbeda-beda.  Jadi jika anda sering membaca pengalaman2 saya tentang saham, maka pengalaman2 yang say

Jumlah Minimal Lot untuk Beli Saham

Para pemula yang baru memulai trading saham seringkali bertanya pada saya: " Pak Heze berapa jumlah lot minimal yang kita butuhkan untuk membeli saham? Dan dalam hal apa order kita bisa match?"  Pertanyaan2 ini sebenarnya masuk dalam mekanisme perdagangan saham. Tentu saja sebelum anda membeli saham, anda perlu memahami hal-hal dasar ini. Jadi kalau anda belum paham tentang hal-hal ini, ada baiknya anda anda menyimak pos yang saya tulis.  Trading yang anda lakukan, berada di pasar reguler. Di pasar saham reguler, jumlah minimal pembelian saham adalah 1 lot. Jadi kalau anda mau beli saham Indofood (INDF) di harga 7.200 misalnya. Maka, anda harus membeli saham INDF MINIMAL sebanyak 1 lot. 1 lot adalah 100 lembar saham.  Anda tidak bisa membeli kurang dari lot. Berarti kalau anda mau beli saham INDF di harga 7.200 sebanyak 1 lot, maka anda harus memiliki duit minimal sebesar Rp720.000, belum termasuk fee beli-nya (7.200 * 1 lot * 100 lembar saham).  Tentang lot, juga pernah saya

Kombinasi Trading Cepat & Swing Trading

Time frame alias bingkai waktu trading saham harus anda pilih pada saat anda memutuskan membeli dan menjual saham. Anda mau trading jangka pendek atau anda mau menjadi trend following itu adalah pilihan anda pribadi.  Masalahnya trader saham seringkali bingung harus memilih mana diantara tipe trading tersebut. Apakah sebaiknya anda memilih trading cepat, atau trading dengan cara menyimpan saham lebih lama / menjadi trend follower? Mana yang lebih menguntungkan antara trading cepat atau swing trading?  Saran saya, kalau anda bingung mau pilih mana, anda bisa coba dua-duanya. Dengan catatan, anda memang punya waktu yang lebih banyak untuk analisa, dan mengelola modal trading anda.  Dengan kata lain, a nda bisa melakukan kombinasi trading cepat (intraday trading) dan swing trading (trend following). Maksudnya disini adalah, anda mengalokasikan modal anda sebagian buat trading cepat. Dan sebagian lainnya buat swing trading.  Saya pribadi juga melakukan kombinasi2 trading. Ada modal yang sa

Full Time Trader Saham, Siapkah Anda?

Belum lama ini, ada seorang trader bertanya ke saya melalui WA: "Saya punya modal Rp  50 juta dan saya ingin full time di saham. Berapa untung maksimum kira2 yang bisa saya dapatkan pak?" Sudah cukup banyak trader yang menginginkan menjadi full time trader (FTT), padahal trader masih belum punya banyak pengalaman trading. Sehingga, jika anda bertanya ke saya tentang keinginan menjadi FTT, anda harus bertanya pada diri anda sendiri: Apakah anda sendiri sudah siap? " Tapi Pak Heze, gimana caranya kita bisa tahu kalau kita sudah siap menjadi FTT atau belum? " Tanya anda yang semakin ngotot ingin jadi FTT.  Jika anda selama ini punya pertanyaan2 tentang menjadi FTT, ada beberapa poin yang harus anda perhatikan, supaya anda bisa menimbang-nimbang keputusan menjadi FTT atau menjadi part time trader terlebih dahulu:  1. Jumlah modal untuk FTT  Saya sebenarnya tidak hanya sekali ini mendapat pertanyaan tentang trader yang ingin full time di saham. Rata2 trader yang ingin fu

Saham BUMI: Anda Untung atau Buntung?

Gambar
Saham BUMI adalah saham yang selalu menjadi saham fenomenal di Bursa Efek. Sudah berkali-kali BUMI selalu menjadi saham yang dikoleksi, digembar-gemborkan ketika harga saham BUMI tiba2 bergerak naik drastis. Sehingga, di kalangan trader BUMI ini disebut sebagai saham sejuta umat. Sebenarnya BUMI sendiri pernah masuk dalam jajaran saham blue chip tahun 2008. Namun karena kinerja fundamental BUMI yang anjlok, kondisi ekonomi yang sedang lesu, dan harga batu bara turun, membuat BUMI akhirnya sempat menjadi saham tidur cukup lama.  Tetapi saat BUMI mulai bergerak, ada banyak rumor positif tentang saham BUMI, BUMI mulai kembali bergerak, mayoritas trader mulai ikut memborong saham BUMI ini.  Perhatikan grafik BUMI diatas. Ini adalah masa-masa di mana BUMI mengalami titik 'puncaknya' tapi kemudian BUMI kembali longsor. Pada saat BUMI mulai bergerak naik dari Rp50 (tanda persegi), para trader mulai optimis, sebagian besar  trader ritel melakukan akumulasi.  Pada waktu itu, mulai banya

Grup Belajar Saham Gratis & Premium - Saham Gain

Sering sekali saya mendapatkan request dari para trader agar saya membuat grup saham baik melalui Telegram maupun WA sebagai wadah sharing tentang saham2 yang akan naik, dan tempat untuk belajar saham bersama.  Bahkan saya juga sering diminta trader untuk join di    grup-grup saham premium, yang membernya sangat banyak, untuk  menjadi "moderator" dan memberikan edukasi2 saham di grup.  Tapi saya belum tertarik untuk mendirikan grup saham  secara khusus di WA ataupun Telegram.  "Apa alasannya Pak Heze? Bukannya dengan grup saham kita belajar saham lebih banyak?"  Tanya anda Di pos ini, saya akan lebih banyak sharing saja pada anda tentang pengalaman pribadi, dan saya juga ingin meluruskan pandangan2 trader tentang fungsi grup saham, entah itu grup saham gratis maupun premium, agar anda tidak terjebak dalam melangkah. Kenapa saya belum mendirikan grup saham khusus di WA / Telegram? Atau kenapa saya jarang sekali aktif di grup2 saham premium yang membernya banyak?  1.

Trading Indeks IDX80 vs Indeks LQ45

Saham2 yang masuk dalam Indeks LQ45 seringkali menjadi acuan para trader untuk memilih saham2 yang cenderung likuid, karena saham2 yang masuk dalam Indeks LQ45 ini memiliki pengaruh / menjadi motor penggerak IHSG.  Baca juga: Daftar Saham Indeks LQ45 terbaru.  Nah, sekarang ini Bursa Efek Indonesia (BEI) juga telah meluncurkan saham2 Indeks IDX80. Apa itu indeks IDX80? Di pos sebelumnya, kita sudah membahas bersama. Anda bisa baca lagi disini: Saham-saham Indeks IDX80. Jadi mana yang lebih baik dijadikan sebagai acuan trading: Indeks LQ45 atau IDX80? Sebelum saya menjawab mana yang lebih bagus, saya akan memaparkan kelebihan dan kekurangan masing2 indeks.  Indeks LQ45 kelebihannya adalah: Saham2 yang terdaftar di indeks ini, lebih disaring secara ketat untuk menghasilkan saham2 likuid yang mampu menjadi penggerak pasar atau yang bisa mewakili IHSG. Jadi anda yang biasanya trading dengan mengikuti dan mencermati arah pasar, indeks LQ45 ini sudah sangat cukup untuk anda jadikan benchmar